
Malam tanggal 8 april 2010 adalah malam yang tak bisa kulupakan untuk selamanya, karena pada malam itu aku bersama dengan orang yang sangat aku sayangi, dan terlebih aku hanya berdua dengannya tanpa ada pengganggu. malam itu aku pergi ke pantai Widara payung, yang terletak 25 km ke arah selatan dari kota ku. awalnya niat kami berdua hanya untuk melihat sunset dan juga melepas kepenatan semata, karena dia, orang yang paling aku sayang sedang memiliki banyak masalah dan aku berinisiatif mengajaknya pergi ke pantai, yah...paling tidak hanya untuk sekedar refreshing dari kepenatan hidup kami berdua.
Akhirnya kami tiba di pantai pukul 18.29 wbk (waktu buat kami hehe) setelah sebelumnya sholat maghrib terlebih dahulu di masjid setempat. suasana pantai sangat gelap saat itu, dan hampir tidak ada orang yang berkunjung. awalnya kami berdua merasa kecewa karena tujuan kami tidak kesampaian, namun Allah sang pencipta dan sang perencana berkata lain, kami merasa takjub dengan kondisi pantai saat itu karena suasana pantai itu begitu indah, suara gemuruh ombak yang bersaut-sautan terdengar sangat merdu di telinga kami berdua, suasana romantis terpancar di pantai Widara Payung saat itu karena langit di hiasi ribuan bintang-bintang yang bersinar terang tanpa terhalang awan sedikitpun. shubhanallah....
Masih dalam kondisi yang takjub itu kami berdua senantiasa memuji kuasanya, memuji ciptaannya yang tak pernah dapat di lihat batasannya. kamipun segera masuk ke pantai yang sangat indah di malam itu, biarpun pantai itu sangat gelap sehingga tidak ada seorangpun yang dapat melihat keberadaan kami, tapi kami saling mengerti dan saling menjaga, aku dan dia menjaga jarak yang lumayan jauh saat itu, kurang lebih 10 m. di bibir pantai kami berdua duduk termenung. memikirkan semua masalah yang sedang menghinggapi kami saat ini. tetes air mata perlahan lahan mulai menghiasi wajah kami berdua, aku yakin itu karena saat aku meneteskan air mata, terdengar suara tangisan R.S yang samar karena tertutup oleh gemuruh ombak yang datang bersaut sautan. aku melihat tubuhnya terduduk di atas pasir dengan wajah tertunduk dan menangis sejadi jadinya, dan saat itu yang ku pikirkan adalah aku mengawasi sekitar sehingga tak ada yang dapat mengganggu kondisi katarsis dari wanita yang sangat aku sayangi itu.
20 menit berlalu tangisnya pun semakin pudar, segera aku mendekatinya dan duduk di sampingnya, aku hanya memandang wajahnya yang tetap bersinar walaupun dalam gelap. dan saat itu kami berdua saling pandang, tiba tiba dia berkata "langitnya indah yah, banyak bintang- bintangnya", pandangan kami berduapun lalu tertuju ke arah datangnya keindahan itu. kami berharap bintang-bintang itu tetap temani kami sampai kami tua dan meninggal dalam damai.
"ukh.....ada petir, kita kesamber ga ya mas, aku takuuut....." tiba-tiba dia berkata seperti itu, memang saat itu ada daerah yang sedang di landa hujan petir tapi jaraknya sangat jauh, jauh ke arah kebumen, bahkan suara petir itupun tak terdengar oleh telinga kami. aku hanya bisa membuat orang yang aku sayangi itu tenang dengan berkata bahwa insya Allah kita takan tersambar petir karena letaknya sangat jauh.
Beberapa kali dia merasa sangat takut tersambar petir karena kilatnya sangat terang. tepat pukul 19.00 wbk kami memutuskan untuk pulang ke Purwokerto, dan karena shoum tadi siang, kami memutuskan untuk makan malam terlebih dahulu sebelum akhirnya menuju kediaman kami masing masing dan mengistirahatkan raga yang lelah ini.(DAS 09042010)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar